kampoengdolanan.or.id, Tahun 2020 menjadi tahun yang begitu istimewa karena kampoeng dolanan melakukan roadshow lintas provinsi, roadshow tiga provinsi dan roadshow keliling jawa dengan waktu yang berbeda-beda. Mengawalinya di bulan Oktober untuk roadshow lintas provinsi dengan menggunakan motor yakni dimulai dari Surabaya ke Jawa Tengah dan berakhir di Jogja. Selang seminggu kemudian, berangkat dari Surabaya menuju Bandung, Cirebon dan Pekalongan kemudian berakhir di Surabaya. Butuh waktu seminggu lagi untuk persiapan, berangkat dari Surabaya untuk roadshow keliling jawa. Total waktu yang dibutuhkan ada 19 hari. Woow, ini perjalanan yang sangat seru dan menyenangkan. Mungkin para pembaca juga akan tertarik untuk melakukan hal serupa. Ini memang asik dan bikin nagih.
Tak paham dengan motor, tak tahu bagaimana menangani diri ketika sakit dan berbagai macam ketidaktahuan yang lainnya. Ini sungguh sebetulnya tidak saya pikirkan ketika berangkat. Intinya berangkat dengan keyakinan bahwa saya bisa menyelesaikan roadshow keliling jawa. Tentu harus melibatkan Sang Pencipta dalam setiap perjalanan kita. Tanpa melibatkan Tuhan tidak mungkin perjalanan ini berjalan dengan baik tanpa hambatan. Berikut ini saya ceritakan pengalaman roadshow keliling jawa mulai dari persiapan dan perjalanan hingga akhir dari perjalanan tersebut.
PERSIAPAN
Tak butuh waktu banyak, hanya seminggu. Setelah itu berangkat lagi untuk roadshow keliling jawa. Hmm, ini mungkin aksi yang cukup nekat. Banyak ketidak tahuan tentang motor. Tidak membawa perlengkapan untuk nyervice motor sendiri ketika ada kendala di jalan. Pokoknya siap dan berangkat saja. Namun persiapan lainnya tentu dilakukan seperti mengondisikan motor dalam keadaan fit. Jadi di service terlebih dahulu dengan service standard. Tidak ada modifikasi pada mesin motor. Semuanya standard. Motor yang dikenakan adalah motor bebek 125cc tahun 2010.
Selain itu, kesehatan juga dipersiapkan. Harus dalam keadaan fit dan keadaan yang sehat. Perlu melakukan rapid test agar bisa memastikan diri bahwa kita kuat imun jika hasilnya non reaktif. Jika sudah tes, lakukan persiapan untuk berangkat. Perkiraan saya waktu itu adalah dua minggu (14 hari) atau bisa jadi lebih. Maka siapkanlah pakaian, alat sholat dan alat mandi yang cukup untuk dua minggu atau lebih.
Selain itu juga menyiapkan permainan tradisional yang akan dibawa dan dikenalkan kepada masyarakat di tempat-tempat pemberhentian. Tak lupa juga misinya adalah mengangkat ekonomi para pedagang permainan tradisional konvensional. Sehingga membeli produk-produk mereka untuk dibagikan kepada titik-titik lokasi pemberhentian. Total yang dibeli adalah senilai Rp 1.500.000,-. Mainan itu yang akan dibagikan kepada anak-anak dan masyarakat.
Motor sebagai kendaraan sudah disiapkan, kesehatan sudah disiapkan, materi disiapkan dan selain itu adalah psikologis kita ketika berangkat. Berangkatlah dengan penuh keyakinan bahwa mampu menyelesaikan misi ini dengan baik dan kembali ke Surabaya dengan selamat. Ada beberapa orang yang khawatir, bukan hanya keluarga tapi teman-teman yang mengetahui roadshow keliling jawa ini. Saya meyakinkan dengan perjalanan ini merupakan perjalanan silaturrahim yang saling menguatkan. Bukan perjalanan yang dikejar target sehingga ketika saya capek seketika itu juga akan melakukan istirahat.
PERJALANAN
Perjalanan berangkat menggunakan rute utara pulau jawa, sedangkan kepulangannya nanti akan melewati jalur selatan. Maka perjalanan ini kami sebut sebagai roadshow keliling jawa karena perjalanannnya memang mengelilingi pulau jawa. Bukan dengan jalur yang sama melainkan jalur utara dan kembali ke Surabaya dengan jalur selatan.
PERJALANAN BERANGKAT (RUTE UTARA)
:: Karang Taruna Kampoeng Dolanan (JATIM)
Kegiatan ini diawali dengan sebuah kegiatan yang bertemu dengan karang taruna kampoeng dolanan. Pada waktu sore hari, tujuannya adalah menyampaikan pesan terkait merawat kampung dan khususnya adik-adik yang ada di kampoeng dolanan. Sekaligus untuk pamit dan minta doa kepada mereka. Mereka masih SMP dan SMK tapi layak untuk dilibatkan dalam setiap keputusan atau diberikan informasi terkait apa yang akan kita lakukan. Tujuannya adalah apa yang kita lakukan semoga bisa menginspirasi mereka. Sehingga regenerasi juga bisa dilakukan ketika ada inspirasi yang masuk ke mereka. Ini hanya salah satu cara untuk mengenalkan dan membuat adik-adik karang taruna untuk tergerak. Dan mungkin juga untuk teman-teman yang membaca ini.
:: GRESIK, BOJONEGORO (JATIM); CEPU (JATENG); KAB. SEMARANG (JATENG)
Perjalananan dari Surabaya sudah dimulai. Tempat tujuan pertama adalah Bojonegoro. Mulailah dengan starter motor dan ngeeng, berangkat menuju Bojonegoro. Namun di tengah-tengah perjalanan, baru saja melewati kota Surabaya yakni di kawasan Gresik tiba-tiba terpikirkan adik-adik Sekolah Dolen Fathaten. Al hasil, perjalanan menggok dulu kesana untuk memberi 100pcs mainan balon 777.
Setelah usai, lanjut perjalanan ketemu dengan mas Agung Ridwan di Bojonegoro. Mas Agung Ridwan ini dulu pernah menjadi bintang tamu Hitam Putih Deddy Corbuzier. Beliau adalah seorang disleksia yang punya karya di bidang pendidikan dan entertainment. Yaitu perpus gatda dan dunia imajinasi. Disitu saya diajak ke warung soto sewu yang ternyata harga sotonya senilai seribu rupiah. Disitu kami berdiskusi tentang community development.
Selanjutnya perjalanan saya ditemani mas Agung untuk menuju cepu. Di Cepu, saya seharusnya ke Taman Budaya Cethik Geni. Namun oleh mas Agung, saya diampiri sebentar saja ke Sanggar Kalimosodo, milik mas Burhan. Disana mengajarkan tentang Kebudayaan Jawa. Perjalanan dilanjutkan menuju Taman Budaya Cethik Geni. Tempat yang menyuguhkan rumah kayu, sangat nyaman berada disana. Apalagi bertemu dengan anak-anak yang sedang asyik membaca dan mempelajari budaya, khususnya tentang nari. Bahkan, ketika saya datang kesana disambut dengan tarian. Seru ! Asli ! Mengesankan banget. Disini saya juga mengenalkan permainan tradisional Nusantara yang sudah dibawa.
Setelah itu perjalanan dilanjutkan ke Ungaran, Kab. Semarang. Perjalanan ini memakan waktu cukup lama. Selain itu waktu menandakan sore hari ketika berada di Cepu. Perkiraan akan sampai ke Semarang adalah di waktu malam hari. Akhirnya saya memutuskan untuk pamit ke teman-teman dan mulai berangkat perjalanan menuju Semarang. Alhamdulillah selama perjalanan masih aman-aman saja, tidak ada kendala.
Sesampainya di Semarang, di rumah teman saya. Barulah saya dikasih tahu bahwa saya telah melewati daerah yang rawan begal karena ada sebuah kawasan tersendiri di Semarang. Tempatnya ada di alas atau hutan dan memang ketika saya melewati daerah tersebut ada perasaan aneh. Waktu itu malam hari saya melewati sana. Tidak ada orang, sendirian dan hanya saya yang ada di jalan itu. Perasaan was-was jelas ada tapi tetaplah menjaga diri untuk bisa selamat sampai akhir perjalanan, GOR Wujil, Ungaran, Kab. Semarang.
:: CIREBON (JABAR); KAB. KARAWANG (JABAR); JAKARTA PUSAT (DKI JAKARTA)
Seusai dari Semarang, saya melanjutkan perjalanan menuju Cirebon. Mungkin jalur terpanjang setelah melewati beberapa daerah sebelumnya. Pada perjalanan ini saya menggunakan maps namun tersasar ke jalur makam. Hmm, entah apa maksud alam. Mungkin sebuah peringatan bahwa saya harus hati-hati dalam perjalanan. Akhirnya saya istirahat sejenak untuk makan terlebih dahulu, kemudian melanjutkan perjalanan tanpa menggunakan maps. Plat ijo menjadi acuan saya dalam menempuh perjalanan.
Dari perjalanan ini, saya dengan percaya diri bahwa akan sampai pada lokasi yang dituju. Pokoknya yakin ! tak ada keraguan bahwa bisa menyelesaikan perjalanan menuju Cirebon yang berlokasi di Perumahan Bumi Pamijahan, Kec. Plumbon. Waktu sore telah sampai dan alhamdulillah tiba juga di Cirebon. Disambut hangat dengan keluarga Sendoeren. Malamnya diajak makan-makan di tempat keren di Cirebon. Keesokan harinya, saya lanjutkan perjalanannya menuju Kabupaten Karawang.
Awalnya, untuk lokasi di karawang telah dijadikan satu tempat yakni di situ cipule. Namun, berubah haluan ketikda sedang perjalanan kesana. Hingga akhirnya ada dua tempat yang dikunjungi ketika di Karawang, yaitu di Situ Cipule dan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga. Di Situ Cipule saya ketemu dengan Komunitas Anak Lembur Indonesia (KALI) Nihayatul Amal dan akademisi UNISUKA. Disini saya diberi permainan tradisional keren yang terbuat dari bambu dan karet ban, selain itu juga ada pletokan atau bebhedilan, ada juga pesaawat-pesawatan dan biji yang dibuat main pecah biji.
Di Situ Cipule, kami berdiskusi tentang permainan tradisional dan bagaimana langkah strategis masing-masing untuk mempertahankan permainan tradisional. Berdiskusi juga tentang wadah nasional yang bernama Komite Permainan Rakyat dan Olahraga Tradisional Indonesia (KPOTI). Seusai dari Situ Cipule, saya melanjutkan ke tempat lain di Karawang, yaitu di Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga. Disitu saya ketemu Bang Jemi, Seorang pengurus harian di KPOTI Kab. Karawang. Disini saya mendapatkan kuliner khas karawang yang ada di sekitar gedung. Tetap seperti biasa, sambil makan kita ngerasani permainan tradisional dan gerak masing-masing organisasi di daerahnya.
Usai sudah di Karawang, langsung ngeeengg ke Jakarta. Sebuah daerah yang menjadi rujukan pertama akan program ini. Tak terpikir untuk keliling jawa, awalnya hanya Surabaya Jakarta namun kok sepertinya menarik untuk dibuat program keliling jawa. Eits, akhirnya tercapai juga untuk mengampanyekan permainan tradisional di lingkungan jawa. Tiba juga di Jakarta, jujugan pertama adalah di Monas. Istirahat sejenak di Monas sebelum menuju Perpustakaan Nasional.
Lhoh ngapain di Perpusnas ? Nah, di perpusnas ini ada kegiatan untuk launching Panca Main Indonesia. Sebuah kegiatan yang merupakan kolaborasi antara Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) dengan Komite Permainan Rakyat dan Olahraga Tradisional Indonesia (KPOTI) Pusat. Kebetulan juga saya menjadi pengurus pusat di KPOTI. Maka, hadir disana untuk melakukan persiapan dan mengikuti acara pada keesokan harinya berupa Launching Panca Main Indonesia.
to be continued…